5 Fakta Penyakit Duncan
BERITA KESEHATAN

5 Fakta Penyakit Duncan, Gangguan Imunodefisiensi Langka

TaipanPokerLounge | 5 Fakta Penyakit Duncan, Gangguan Imunodefisiensi Langka. Penyakit Duncan, atau juga di kenal sebagai sindrom limfoproliferatif terkait-X (X-linked lymphoproliferative atau XLP) adalah kelainan genetik bawaan ketika sistem kekebalan tubuh tidak berfungsi dengan baik, terutama untuk melawan virus. Kelainan ini umumnya di alami oleh laki-laki, baik pada anak-anak maupun orang dewasa.

Ketidakmampuan tubuh menjalankan sistem imun tersebut mengakibatkan seseorang mudah ter serang penyakit karena lemahnya sistem perlindungan tubuh. Pada kasus yang parah, XLP bisa menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa.POKER ONLINE

Apa saja fakta lengkap sindrom XLP atau penyakit Duncan? Berikut ulasannya!

5 Fakta Penyakit Duncan, Gangguan Imunodefisiensi Langka

1. Berdasarkan penyebab dan gejalanya, sindrom XLP di bagi menjadi dua jenis

Sindrom XLP merupakan kelainan akibat mutasi genetik yang di tandai dengan ketidakmampuan sistem imun melawan infeksi virus Epstein-Barr (EBV). Melansir Medscape, penyakit ini di bagi menjadi dua tipe, yaitu XLP tipe I (XLP1) dan tipe 2 (XLP2).

XLP1 atau juga di sebut XLP klasik di sebabkan oleh mutasi gen SH2D1A, yaitu gen yang menghasilkan protein SAP. Protein tersebut berperan penting untuk mengontrol bagaimana sel darah putih melawan virus, seperti EBV.

Tak hanya itu, protein SAP juga berperan dalam produksi antibodi dan sitokin, molekul yang berperan untuk merespons infeksi dan kerusakan dalam tubuh. Adanya perubahan pada gen SH2D1A ini dapat mengurangi produksi SAP. Bahkan, terkadang dapat menghasilkan protein abnormal yang tidak berfungsi dengan baik.

Sementara itu, XLP2 di sebabkan oleh mutasi gen XIAP, yaitu gen yang menghasilkan protein X-linked Inhibitor of Apoptosis (XIAP). Protein ini berperan untuk mencegah kematian sel dan mengontrol bagaimana sistem kekebalan tubuh bekerja.

2. Demam, kelelahan, dan sakit tenggorokan adalah beberapa gejala yang mungkin timbul

Gejala yang di temukan pada penderita XLP sangat bervariasi dari kasus ke kasus. Biasanya penderitanya tidak menunjukkan gejala yang jelas (asimtomatis), karena virus EBV menginfeksi secara “diam-diam”.

Pada kebanyakan kasus, infeksi virus EBV dapat mengembangkan mononukleosis infeksius fulminan (FIM). Kondisi tersebut dapat menyebabkan terlalu banyak sistem kekebalan yang aktif dan menumpuk di berbagai bagian tubuh tertentu, seperti hati, limpa, sumsum tulang, dan otak, atau juga di sebut reaksi limfohistiositosis hemofagositik (HLH).

Reaksi FIM/HLH di tandai dengan demam tinggi, pembesaran limpa, defisiensi sel darah atau anemia aplastik (rendahnya sel darah putih, sel darah merah, maupun trombosit), serta peradangan di hati, sumsum tulang belakang, dan otak.

Beberapa gejala lain yang mungkin timbul juga dapat berupa demam, kelelahan, sakit tenggorokan, limfoma (kanker sel kekebalan), hipogammaglobulinema (terlalu sedikit antibodi dalam aliran darah), pembengkakan kelenjar getah bening, dan/atau kolitis (peradangan pada usus besar).

3. Kenapa penyakit Duncan lebih banyak dialami laki-laki?

Penyakit Duncan merupakan kelainan genetik resesif terkait-X, yang berarti pewarisan sifat di sebabkan oleh gen abnormal pada kromosom X. Laki-laki memiliki satu kromosom X, yaitu XY, sedangkan perempuan memiliki dua kromosom X, yaitu XX.

Perempuan yang memiliki gen penyakit di salah satu kromosomnya, di sebut sebagai carier atau pembawa penyakit. Mereka tidak menunjukkan gejala kelainan karena gen tersebut “dinonaktifkan”.

Sementara, pada laki-laki yang terdapat gen abnormal pada satu kromosom X-nya, mereka akan mewarisi sifat tersebut dan mengembangkan kelainan tersebut. Sifat ini kemudian akan di wariskan pada anak perempuan mereka yang nantinya akan menjadi carrier. Sementara itu, anak laki-laki tidak dapat mewarisi gen tersebut dari ayah mereka.

4. Uji genetik biasanya diperlukan untuk diagnosis penyakit

Gejala penyakit Duncan biasanya terlihat pada anak usia sekitar 6 bulan hingga 10 tahun. Untuk menegakkan diagnosis, dapat melalui evaluasi klinis yang menyeluruh, identifikasi temuan fisik yang khas, riwayat kesehatan pasien dan keluarga yang terperinci, pola cacat sistem kekebalan yang terdeteksi, dan uji genetik.

5. Transplantasi sel induk adalah pengobatan yang bisa membantu

Pengobatan sindrom XLP biasanya tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan gejala. Karena XLP merupakan kondisi yang kompleks, perawatan yang sistematis dan komprehensif dengan melibatkan beberapa ahli, termasuk dokter anak, ahli imunologi, ahli hematologi, ahli kanker, dan/atau spesialis perawatan kesehatan lainnya, mungkin juga di butuhkan.

Untuk saat ini, transplantasi sel induk masih menjadi pengobatan yang pasti untuk sindrom XLP. Perawatan ini merupakan penggantian sumsum tulang dengan sel induk sumbangan yang tidak mengandung sel kekebalan yang terlalu aktif.

Penggunaan obat-obatan seperti kortikosteroid atau kemoterapi mungkin juga dibutuhkan sebagai imunosupresan, yaitu untuk meredam atau menekan sistem kekebalan tubuh. Obat-obatan ini dapat membantu mengurangi risiko berlebihan dan risiko kerusakan jaringan.

Itulah beberapa fakta mengenai sindrom XLP atau penyakit Duncan. Tergolong penyakit langka, yang mna XLP1 diperkirakan terjadi pada sekitar 1 dari 1.000.000 lelaki di seluruh dunia, sedangkan XLP2 dialami oleh sekitar 1 dari 5.000.000. Bila mengalami gejala-gejala yang disebutkan di atas tadi dan ada riwayat penyakit tersebut dalam keluarga, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.

Sumber : TaipanPoker

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *