Uncategorized

WNA Rusia Jatuh Cinta pada Tarian Bali, Bertahan di Ubud Saat Pandemi

WNA Rusia Jatuh Cinta pada Tarian Bali, Bertahan di Ubud Saat Pandemi
Anna Bogdanova alias Kadek Anna Cantika Saraswati saat tampil sebagai penari Bali – dok.pribadi

Sepuluh tahun silam, WNA asal Rusia, Anna Bogdanova, (32) datang ke Bali. Ia hanya berniat untuk berlibur selama enam bulan saja. Namun ketika pertama kali menyaksikan pertunjukan tari di Puri Ubud, ia memutuskan untuk tinggal di Bali lebih lama lagi.

“Itu seperti saya jatuh cinta pada pandangan pertama. Saya langsung berniat untuk belajar menari dan harus bisa,” katanya saat ditemui di Ubud, Selasa, (31/8/2021).Tekat itu kemudian mengantarkan Anna ke Sanggar Tari Warini di Kota Denpasar. Ia belajar langsung dari Maestro Tari Bali, Ni Ketut Arini. Walaupun saat itu ia harus mulai belajar bersama anak-anak berusia 6 tahun di usianya ang telah mencapai 23 tahun, ia tak pantang menyerah.

WNA Rusia Jatuh Cinta pada Tarian Bali, Bertahan di Ubud Saat Pandemi (1)
WNA Rusia, Anna Bogdanova – dok.pribadi

Waktu berjalan dengan cepat, setelah memasuki tahun kedua belajar menari Bali, Anna melakukan pementasan pertama dengan menari tarian condong di Lapangan Puputan Denpasar di gelaran Sabtu Budaya. Sejak itu, berbagai pementasan telah dia lakukan di Bali dan bahkan menjelajah hampir ke seluruh Indonesia. “Saya pernah tampil di hadapan para raja dan sultan se-nusantara di Jakarta, juga di pemilihan Putra Putri Songket Indonesia,” ujarnya bangga.

Kini ia yang telah dikenal dengan nama Bali-nya, Kadek Anna Cantika Saraswati, bahkan telah menjadi pengajar tari Bali di Banjar Petak, Gianyar tanpa memungut biaya. Menurutnya, tarian sangat baik untuk perkembangan mentalitas seorang anak karena di dalamnya terdapat berbagai instrumen sebagai sarana olah jiwa, raga, dan rasa.

Menjadi guru tari telah dijalani Anna selama tiga tahun, tentunya ada pengalaman suka dan duka yang Ia rasakan. Seperti merasa bahagia ketika anak didiknya sukses melakukan pementasan tari, dan mereka semangat untuk terus belajar serta melestarikan warisan yang ada.Sembari mengajar tari, wanita berambut pirang ini juga mengedukasi anak-anak dan masyarakat sekitar tentang cara mengelola sampah dengan baik. Mulai dari hal kecil, seperti memilah sampah organik dan non organik, tidak membakar sampah, dan mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai.

“Kita perlu menanamkan rasa peduli lingkungan kepada anak-anak sedini mungkin,” tutur Anna mengenai kegiatannya itu.Sebagai seorang pekerja seni, situasi pandemi COVID-19 turut berdampak pada pekerjaan Anna. Ia juga sempat diminta kembali ke Rusia oleh Sang Ibu untuk menjadi seorang baby sitter.

“Disana saya bisa kerja apa saja, saya pernah bekerja di restoran saat usia 14 tahun, lalu menjadi sekretaris, membersihkan apartemen, hingga dog worker (perawat anjing-red) di usia 16 tahun,” katanya sambil tertawa.Kini Ia belum memikirkan untuk kembali menjalani kegiatan dalam bidang lain, kecuali bidang seni dan budaya Bali. Alih-alih pulang ke Rusia, saat ini Anna memilih untuk lebih memperdalam kemampuannya di bidang seni seperti belajar kidung dan pupuh (seni suara). Anna menilai, nyanyian ini memberi ketenangan dan kedamaian di hatinya.

Bagi Anna, budaya, alam, dan agama sangat terhubung dan penting satu sama lain. Ketika berdoa atau melakukan seni tradisional, jiwa akan terhubung dengan dewa dan alam semesta dan merasakan kasih sayang terhadap alam dan segala sesuatu yang hidup.”Kita harus menjaga alam, ibu kita. Dia akan selalu menyediakan bagi kita dan memberikan kedamaian yang kita butuhkan,” kata AnnaIa berharap dapat mengenalkan budaya Bali pada level yang lebih tinggi lagi. Ia senang berkolaborasi dengan pemerintah agar pekerja di bidang seni lebih diperhatikan. Tujuannya, agar keunikan dan nilai-nilai seni budaya Bali dapat terus dipertahankan.

==============================================

Situs Poker Online Terpercaya, Menang dan Menang Lagi .. TAIPAN POKER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *