Uncategorized

5 Penyebab Lapar Mata, Jangan Terus Di turuti!

5 Penyebab Lapar Mata, Jangan Terus-terusan Dituruti!

5 Penyebab Lapar Mata, Jangan Terus Di turuti!

Taipan Poker Lounge – Kadang sulit membedakan antara kondisi kita benar-benar lapar atau “lapar mata” yang merupakan bagian dari emotional eating, yakni saat seseorang makan untuk memuaskan emosi, bukan karena perut lapar.

Terdengar sepele, tetapi sebetulnya emotional eating tak boleh terus-terusan di turuti. Menurut laporan dalam International Journal of Eating Disorders tahun 2010, orang yang makan untuk memuaskan emosi melakukannya beberapa kali seminggu atau lebih untuk menekan dan menenangkan perasaan negatif. Mereka bahkan mungkin merasa bersalah atau malu setelah makan dengan cara ini, yang mengarah ke siklus makan berlebih dan masalah terkait, seperti penambahan berat badan.

Berikut ini 5 penyebab lapar mata :

1. Kebiasaan atau kenangan masa kecil

Di lansir Verywell Mind, banyak orang yang punya kenangan masa kecil yang manis tentang makanan. Misalnya orang tua dulu suka menghadiahi permen, es krim, burger, dan makanan lainnya misalnya untuk merayakan keberhasilan. Ini membuat kita merasa terikat dengan makanan tertentu secara emosional saat tumbuh dewasa.

Saat stres, beberapa hal bisa sangat menghibur, misalnya makanan favorit. Karena beberapa orang tidak mengembangkan coping mechanism yang efektif, tipe emotional eating ini sangat umum: orang makan untuk merayakan sesuatu, makan untuk membuat diri nya lebih baik, atau makan untuk mengatasi stres karena kelebihan berat badan.

2. Makan untuk menenangkan emosi

Alasan emosional lainnya yang bikin seseorang makan adalah untuk menenangkan emosi yang tidak nyaman. Misalnya, orang yang tidak nyaman dengan konfrontasi, misalnya frustrasi akan hubungannya dengan pasangan, akan makan sepotong besar kue atau makanan cepat saji ketimbang membicarakan dan menyelesaikan masalah dengan pasangannya.

Makanan di anggap dapat mengalihkan fokus dari kemarahan, kebencian, ketakutan, kecemasan, dan sejumlah emosi lain yang terkadang tidak ingin di rasakan atau memilih untuk menghindarinya.

3. Merasa kosong atau bosan

Apakah kamu pernah makan atau memesan makanan karena sedang tak ada kerjaan atau aktivitas, untuk menghilangkan rasa bosan, atau cara untuk mengisi kekosongan dalam hidup?

Di lansir HelpGuide, kamu merasa tidak puas dan kosong, dan makanan adalah cara untuk mengisi mulut dan waktu. Pada saat itu, itu bisa terasa memuaskan dan mengalihkan perhatian dari perasaan tidak ada tujuan dan ketidakpuasan yang mendasari hidup.

4. Pengaruh sosial

Berkumpul dengan orang lain untuk makan adalah cara yang baik untuk menghilangkan stres. Namun, di sisi lain ini juga bisa menyebabkan makan berlebihan. Ini bisa dengan mudah terjadi karena memang ada banyak makanan di sana atau karena semua orang makan.

Kamu juga mungkin bisa makan berlebihan dalam situasi sosial karena gugup, atau mungkin keluarga atau teman mendorong untuk kamu makan berlebihan.

Selain itu, sering kali saat stres kita akan mencari dukungan sosial. Sayangnya, bagi yang sedang diet, saat acara kumpul-kumpul, biasanya yang di lakukan adalah pergi ke restoran atau kafe untuk makan-makan sembari mengobrol.

Tidak salah untuk berpartisipasi dalam makan sosial, tetapi saat stres umumnya kita cenderung memilih makanan yang tidak sehat. Misalnya, makan es krim porsi besar sembari menangis di bahu teman ketika curhat, atau pergi makan dengan memesan makanan gorengan porsi besar, atau berbagi semangkuk besar keripik saat menonton serial atau film, itu merupakan bentuk dari emotional eating.

Ini tidak di larang selama kamu secara sadar memilih apa yang kamu makan. Namun, akan jadi masalah bila kamu beraksi terhadap emosi, secara impulsif, yang pada akhirnya membuatmu merasa bersalah dan menyesal.

5. Mengidam karena hormon stres

Stres dapat meningkatkan kadar kortisol, yang di kenal sebagai hormon stres. Kortisol sebetulnya punya banyak manfaat buat tubuh. Namun, kadarnya yang berlebihan karena stres kronis dapat menyebabkan banyak masalah.

Di antaranya memicu keinginan untuk makan makanan asin dan manis, berlemak, atau makanan olahan, di tambah dengan begitu mudahnya mendapatkan makanan di zaman sekarang, misalnya lewat layanan pesan antar. Bila terus di turuti, ini dapat menyebabkan kenaikan berat badan.

Kapan harus khawatir?

Pelaku emotional eating cenderung mendambakan junk food ketimbang makanan bergizi seimbang, dan dorongan untuk makan biasanya di dahului oleh stres atau emosi yang tidak nyaman, seperti kebosanan, kesedihan, kemarahan, rasa bersalah, atau frustrasi.

Tanda lainnya adalah orang yang sering lapar mata mungkin merasa kurang bisa mengontrol diri nya saat makan dan sering merasa bersalah atas apa yang di makan.

Itulah 5 penyebab kita lapar mata atau melakukan emotional eating. Bila kamu mengalaminya, makin parah atau tak bisa mengontrolnya, sebaiknya konsultasikan ke dokter dan/atau ahli kesehatan jiwa bila perilaku ini di dasari gangguan mental. Mereka dapat membantu mengatasi kelebihan berat badan atau gejala fisik lainnya, serta menghilangkan kondisi mental yang mendasarinya.

Sumber : Permainan Poker Online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *