5 Hal yang Di rasakan Anak Broken Home, Peduli, yuk!
TAIPAN POKER LOUNGE – Perpisahan dalam hubungan apapun pasti terasa menyakitkan, salah satunya dalam keluarga. Beberapa masalah memang terkadang gak bisa di hindari, sehingga jalan terbaik yang di pilih adalah jalur perpisahan. Saat orangtua berpisah, tentu anak-anak menjadi korban juga. Mereka biasanya akan memiliki sifat yang berbeda dari anak-anak lain yang hidup dalam keluarga yang utuh.
Mereka tumbuh dalam keluarga yang gak utuh lagi, itu tentu menjadi sebuah pengalaman pahit yang sulit untuk di jalani. Oleh karena itu, selain sifat yang berbeda, perasaan yang di miliki anak broken home pun juga berbeda. Berikut adalah 5 hal yang di rasakan oleh mereka yang perlu di ketahui, agar kamu bisa bijak saat menghadapinya.
1. Perasaannya lebih sensitif
Terlalu sering melihat pertengkaran orangtua, kurangnya perhatian dari orangtua dan bahkan bisa saja mendapatkan perlakuan yang gak menyenangkan saat orangtua mereka sedang bertengkar. Hal-hal itu semua membuat perasaan mereka menjadi lebih sensitif di bandingkan dengan anak-anak lain yang hidup dalam keluarga yang utuh.
Kenyataan yang mereka alami memang sungguh menyakitkan, namun biasanya mereka akan mencoba menutupi rasa sedihnya dan berusaha untuk tampil kuat di hadapan orang lain. Tapi, percayalah di dalam lubuk hatinya yang terdalam, mereka sangat terluka dan menangis, meski terkadang terlihat baik-baik saja.
2. Mereka merasa kesepian
Salah satu alasan mengapa anak yang mengalami broken home karena perpisahan orangtuanya, mereka lebih menyukai suasana di luar rumah adalah rasa kesepian saat berada di dalam rumah. Mereka menganggap bahwa situasi di luar rumah lebih menyenangkan. Oleh karena itu, banyak dari mereka yang lebih memilih untuk tinggal di luar rumah daripada di dalam rumah.
Banyak dari mereka juga yang malah dengan sengaja mengulur waktu ketika harus segera pulang ke rumah. Akibat saat berada di dalam rumah, mereka lebih sering merasa kesepian, maka salah satu cara yang sering mereka lakukan untuk mendapatkan kesenangan agar gak merasa sepi adalah pergi dari rumah dan bertemu dengan orang-orang yang dekat dengan mereka.
3. Sulit mengungkapkan emosi
Anak yang mengalami broken home secara gak di sengaja akan berusaha memendam emosinya. Hal tersebut di lakukan karena mereka merasa ketakutan hingga gak bisa mengungkapkan apa yang mereka rasakan secara jelas kepada orang lain. Berbagai perasaan pun bercampur aduk menjadi satu.
Mereka juga memiliki ketakutan apabila mengungkapkannya kepada orang lain, malah justru emosinya akan di gunakan sebagai alat untuk menyerang mereka di kemudian hari. Inilah yang menyebabkan sebesar apapun masalah yang di hadapinya, mereka akan cenderung menyimpannya, karena begitu sulitnya untuk meluapkan emosi yang di rasakan.
Isi pikiran mereka hanyalah betapa banyak hal benar yang di lakukan pun, tetap saja akan selalu salah di mata orang lain. Tentu pikiran tersebut jangan di biarkan, karena bisa menimbulkan berbagai dampak buruk yang dapat mengganggu kesehatan fisik dan mentalnya, seperti mengalami kecemasan yang berlebih.
4. Ingin mendapat perhatian yang lebih
Ini bukan tanpa sebab, mengapa anak broken home selalu ingin mendapatkan perhatian lebih, karena mereka kurang atau bahkan tidak mendapat perhatian dari orangtuanya saat di rumah. Oleh karena itu, gak perlu heran ketika ada saja masalah-masalah yang di lakukannya, semata-mata supaya bisa mendapatkan perhatian dari orang lain.
Tentu perbuatan mereka yang seperti itu bisa mendatangkan masalah bagi diri nya sendiri maupun orang lain. Maka, ketika menghadapi anak yang mengalami broken home sebaiknya jangan langsung memberikan label sebagai anak pembuat masalah. Gak perlu banyak berbicara juga saat dengannya, cukup temani dan beri perhatian melalui perbuatan, itu sudah sangat mampu membuatnya lebih tenang, sehingga gak akan banyak masalah yang di lakukan.
5. Lebih suka menghindar dari pengawasan orangtua karena gak nyaman
Perasaan seperti ini hampir di rasakan oleh banyak anak yang mengalami broken home. Mereka akan berusaha menghindari pengawasan orangtua saat di rumah dengan memilih untuk menghabiskan waktu di luar bersama teman-temannya. Hal ini juga perlu di awasi, karena ada dua kemungkinan yang akan di lakukan oleh mereka.
Mereka akan melakukan hal-hal baik di luar sana atau malah sebaliknya. Di sinilah peran pergaulan juga memengaruhi perilaku mereka. Apabila pergaulan mereka sehat, maka emosi mereka akan di lampiaskan dengan melakukan hal-hal positif. Namun, jika pergaulan mereka gak sehat, anak broken home bisa saja mencari sesuatu hal yang akan di jadikan pelarian, tapi cenderung ke arah yang negatif.
Itulah 5 hal yang di rasakan oleh anak broken home. Perlu cara-cara khusus, terutama dari segi mentalnya. Namun, ada satu kunci yang bisa kamu lakukan mulai saat ini yaitu mengajaknya berkomunikasi dengan tenang. Yuk, peduli terhadap mereka dengan cara mengajaknya berbicara layaknya seorang teman. TAIPAN POKER