BERITA VIRAL

Tragedi Kecelakaan Japan Airlines JL123

japan airlines flight 123 japanesestation.com

Taipan Poker Lounge – Tragedi Kecelakaan Japan Airlines JL123 pada 36 tahun lalu, tepatnya pada 13 Agustus 1985, tragedi yang di sebut-sebut sebagai kecelakaan pesawat tunggal terparah dalam sejarah penerbangan, di mana 520 orang meregang nyawa.   

Tragedi Kecelakaan Japan Airlines JL123

1. Kronologi

Kecelakaan mengenaskan tersebut terjadi pada 12 Agustus 1985, saat pesawat 

Japan Airlines Boeing 747SR dengan rute penerbangan dari Bandara Haneda di Tokyo

menuju Osaka International Airport mengumumkan status darurat 12 menit setelah lepas landas

Pada pukul 18.24, ketika sedang melaju dengan kecepatan 300 knot di ketinggian 23.900 kaki, ada getaran tidak biasa yang terjadi.

Hal itu menaikkan hidung pesawat dan ada masalah kendali yang di alami.

Dua menit kemudian, tekanan hidrolis menurun dan aileron, elevator, dan yaw dumper menjadi tidak dapat dioperasikan.

Setelah itu, terjadi dutch roll dan plughoid oscillation (gerakan tak biasa ketika ketinggian dan kecepatan berubah secara signifikan dalam 20-100 detik tanpa adanya perubahan sudut serang)

Pesawat mulai turun ke ketinggian 6.600 kaki, sementara kru berusaha mengendalikan pesawat dengan dorongan mesin.

Setelah mencapai ketinggian 6.600 kaki, kecepatan menurun menjadi 108 knot.

Boeing ini kemudian naik dengan sudut serang 39 derajat sampai ketinggian maksimum kira-kira 134.000 kaki dan mulai turun lagi.

Japan Airlines Flight 123 selanjutnya menabrak bukit yang di tumbuhi pepohonan dan kemudian terbakar.

dan akhirnya, pesawat ini jatuh menghantam tanah dengan bagian punggung pesawat terlebih dahulu di dekat Gunung Takamagahara 32 menit kemudian.

sehingga pesawat yang di kemudikan oleh Kapten Masami Takahama dan First Officer Yutaka Sasaki ini mengalami dekompresi mendadak

dan akhirnya kerusakan di dinding bagian belakang pesawat yang membuat ekor pesawat terlepas,

stabilizer vertikal hancur dan menghancurkan seluruh saluran hidrolik pesawat.

sehingga Tanpa stabilizer, pesawat tentu kehilangan stabilitasnya, membuat pesawat ini melayang-layang tanpa kendali di ketinggian 20.000-24.000 kaki.

Para pilot pun terus berusaha menemukan cara bagaimana membuat pesawat mendarat tanpa kontrol penerbangan.

Saat itu, di perkirakan bahwa kemampuuan kognitif mereka telah menurun akibat kurangnya oksigen.

Rekaman suara yang di temukan pun menunjukkan bahwa kedua pilot tak mengenakan masker oksigen karena suara keduanya terdengar jelas.  

2. Penyebab kecelakaan

Kecelakaan ini diperkirakan di sebabkan oleh menurunnya flying quality dan

hilangnya fungsi kendali utama penerbangan karena kerusakan sekat tekanan buritan pesawat,

ekor pesawat, sirip vertikal, dan sistem kendali penerbangan hidrolis.

Sekat tekanan buritan rusak di perkirakan karena kekuatan sekat itu berkurang.

Hal ini di sebabkan oleh oleh fatigue crack yang menyebar di bagian persambungan jaring-jaring sekat.

Dengan demikian, sekat itu tidak mampu menahan tekanan kabin ketika penerbangan berlangsung.

Baru Terungkap Penyebab Kecelakaan Pesawat JAL 30 Tahun Lalu

Permulaan dan penyebaran fatigue crack disebabkan oleh perbaikan yang baik pada tahun 1978.

Selain itu, fatigue crack ini juga tidak di temukan dalam inspeksi pemeliharaan selanjutnya.

Sumber: Permainan Poker Online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *