BERITA UNIK

Menyoal Harga Bitcoin yang Tengah Melesat

Taipan Poker Lounge | Menyoal Harga Bitcoin yang Tengah Melesat Pasalnya, pada Maret 2020 lalu,

harga Bitcoin sempat drop hingga ke level yang di luar dugaan berbagai pengamat, hingga USD 3.600 per Bitcoin. Meski sebulan kemudian melonjak dua kali lipat hingga mencapai angka USD 7.000 per Bitcoin.

Di antaranya, peristiwa halving Bitcoin memasuki fase ketiga pada 12 Mei 2020 lalu.

Menyoal Harga Bitcoin yang Tengah Melesat

Sekadar informasi, halving atau halvening Bitcoin adalah proses pengurangan pasokan Bitcoin. Hal ini terkait dengan keterbatasan jumlah Bitcoin yang hanya sebanyak 21 juta Bitcoin.

Karena itu, pencipta Bitcoin, Satoshi Nakamoto membuat protokol untuk memangkas imbalan bagi para penambang sebesar 50% setiap 210 ribu blok, atau kurang lebih setiap 4 tahun.

Adapun halving pertama terjadi 2012, yang kedua pada 2016, dan terakhir pada Mei 2020 lalu.

Sejarah mencatat, beberapa waktu setelah proses halving, harga Bitcoin selalu meroket.

Pada fase halving pertama pada November 2012, harga Bitcoin melejit 9.600 persen lebih, dari USD 12 menjadi USD 1.160 per November 2013, atau setahun setelah halving.

Pun demikian pada halving kedua pada Juli 2016. Harga 1 BTC saat itu sekitar USD 600.

Setelah halving, harga Bitcoin kembali meroket,

bahkan memecahkan rekor sepanjang masa hingga mencapai USD 20.000 pada Desember 2017, atau naik 3 ribu persen lebih.

Menyoal Harga Bitcoin yang Tengah Melesat

“Karena itu tak mengherankan, kita melihat sejarah kembali berulang saat ini. Pada saat halving ketiga pada Mei 2020 lalu, harga Bitcoin ada di angka USD 8.500 per BTC.

Melihat kenaikan harga Bitcoin yang ‘hanya’ di angka ratusan persen usai halving ketiga ini,

tak mengherankan banyak analis memperkirakan harga per Bitcoin akan terus naik,

Pada Juli lalu, The Office of The Comptroller of the Currency (OCC) alias Kantor Pengawas Mata Uang Amerika Serikat mengizinkan perbankan di AS untuk memegang asset kripto.

Hal ini lantas memicu kenaikan permintaan terhadap berbagai aset kripto, seperti Bitcoin, khususnya di Amerika Serikat.POKER ONLINE

Lantas, angin segar terakhir yang memungkinkan perluasan penggunaan aset kripto secara masif datang dari PayPal, penguasa perantara pembayaran digital lintas negara.

Pada 23 Oktober 2020 lalu, PayPal mendeklarasikan bahwa 346 juta penggunanya bisa membeli, menjual dan menyimpan aset kripto pada platformnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *