Ini 7 Risiko
BERITA KESEHATAN

Ini 7 Risiko yang Dihadapi yang Tidak Sunat

TAIPANPOKER – Ini 7 Risiko yang Dihadapi Laki-laki yang Tidak Sunat. Sunat atau khitan adalah tradisi turun-temurun yang masih dilestarikan di beberapa negara, termasuk Indonesia. Definisi sunat adalah pengangkatan kulup dari penis. Prosedur ini dilakukan pada bayi dan anak laki-laki, umumnya karena alasan agama atau budaya.

Lantas, apa dampaknya dari sisi medis jika laki-laki tidak sunat? Apakah tidak sunat membawa konsekuensi tersendiri?

1. Parafimosis

Dilansir TAIPANPOKERLOUNGE, parafimosis adalah kondisi kulup tersangkut di bawah kepala penis dan tidak dapat ditarik lagi ke belakang. Alhasil, kulit di sekitar batang penis menjadi kencang dan mengakibatkan pembengkakan serta ketidaknyamanan.

Apabila dibiarkan tanpa diobati, darah tidak akan sampai ke ujung penis. Untuk mengatasinya, dokter akan menggunakan anestesi lokal untuk meredakan nyeri di area tersebut. Lalu, sayatan kecil akan dibuat untuk mengendurkan kulit.

Ini 7 Risiko yang Dihadapi Laki-laki yang Tidak Sunat

2. Fimosis

Selanjutnya, ada fimosis (phimosis), yakni kondisi kulup terlalu ketat di batang penis dan membuatnya sulit kembali ke atas (kepala penis). Fimosis umumnya terjadi pada anak-anak dan kulup akan mengendur seiring bertambahnya usia.

Namun, fimosis pada orang dewasa terjadi akibat penyakit menular seksual. Dampaknya, akan timbul gejala seperti pembengkakan pada penis, jaringan parut di ujung penis, nyeri di ujung penis, infeksi, hingga kesulitan mengontrol buang air kecil.

Bagaimana cara menangani fimosis? Kita disarankan untuk membersihkan area tersebut dengan air hangat setiap hari. Jika timbul peradangan, dokter akan meresepkan krim atau salep kortikosteroid.

Ini 7 Risiko yang Dihadapi Laki-laki yang Tidak Sunat

3. Infeksi bakteri

Dikutip dari TAIPANPOKERLOUNGEbagi laki-laki yang tidak sunat, tanpa pembersihan secara teratur, bakteri akan menumpuk di kulup dan menyebabkan infeksi. Selain itu, infeksi juga bisa terjadi karena luka pada kulup dan memungkinkan mikroba masuk ke dalamnya.

Salah satu contoh infeksi yang paling umum ialah balanitis, yaitu peradangan di kepala penis akibat infeksi pada kulup. Balanitis dialami oleh 3-11 persen laki-laki dan gejalanya adalah pembengkakan pada penis, keluarnya cairan di bawah kulup yang berbau tak sedap, hingga rasa sakit dan gatal pada penis.

Untuk mengatasi infeksi bakteri pada penis, diperlukan antibiotik resep dokter. Sementara itu, infeksi jamur dapat diatasi dengan obat antijamur. Bersihkan area penis lebih dulu, baru oleskan krim atau salep sesuai indikasinya.

4. Infeksi jamur

Pada banyak kasus, infeksi jamur lebih sering terjadi pada perempuan. Meski demikian, laki-laki juga bisa terkena, khususnya di sekitar area kulup. Penyebab paling umum adalah jamur jenis Candida albicans.

Menurut James M. Steckelberg di laman TAIPANPOKERLOUNGE, laki-laki juga bisa terkena infeksi jamur. Jamur ini menyukai area kulit yang lembap. Gejala yang bisa dirasakan adalah gatal, nyeri, ruam, dan bengkak di sekitar penis.

Infeksi jamur ini bisa ditangani dengan beberapa jenis obat, semisal econazole nitrate (Spectazole) atau clotrimazole (Canesten). Obat ini umumnya berwujud salep atau krim dan bisa dioleskan langsung ke penis.

5. Rentan terkena cedera

Laki-laki yang tidak sunat mempunyai kelebihan kulit atau kulup. Cedera rentan terjadi saat kulup menggantung di kepala penis. Yang paling sering terjadi adalah kulup yang tersangkut di ritsleting celana, dikutip dari laman Medical News Today.

Tak hanya menyakitkan, cedera ini bisa merusak kulit dan meatus uretra, yakni tabung di dalam ujung penis. Ini bisa menyebabkan masalah buang air kecil. Segera temui dokter untuk pertolongan pertama. Biasanya, dokter akan memberi obat pereda nyeri untuk mengatasi rasa sakit.

Ini 7 Risiko yang Dihadapi Laki-laki yang Tidak Sunat

6. Berisiko tinggi terjangkit penyakit menular seksual

Berdasarkan studi berjudul “CDC’s Male Circumcision Recommendations Represent a Key Public Health Measure” yang diterbitkan di jurnal “Global Health: Science and Practice” tahun 2017, ditemukan bahwa laki-laki yang disunat memiliki risiko infeksi menular seksual yang lebih rendah dari laki-laki yang tidak disunat.

Studi itu menunjukkan bahwa sunat bisa menurunkan risiko human papillomavirus (HPV), sifilis, herpes simpleks genital, trikomoniasis, hingga HIV. Risiko ini bisa ditekan dengan penggunaan kondom saat berhubungan seks dan tidak bergonta-ganti pasangan seks.

7. Membuat smegma menumpuk

Menurut Jamin Brahmbhatt, M.D, seorang ahli urologi dari Orlando Health, menyarankan untuk menarik kulup dan membersihkannya dengan air dan sabun lembut. Jika penis yang tidak disunat jarang dibersihkan, maka akan membuat smegma menumpuk, ungkapnya di laman Self.

Dilansir Healthlinesmegma sendiri merupakan sel kulit mati dan minyak yang bergabung membentuk zat putih. Smegma mudah terbentuk karena kulup bisa menjebak bakteri dan cairan.

Meski smegma jarang menyebabkan komplikasi serius, keberadaannya bisa memicu iritasi, kemerahan, bengkak, dan radang pada penis. Bahkan, bisa menimbulkan nyeri karena kulup menempel pada penis!

Nah, itulah sederet risiko kesehatan yang dihadapi oleh laki-laki yang tidak sunat. Pikirkan matang-matang mana pilihan yang terbaik, ya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *