BERITA VIRAL

Bertahan Hidup di hutan selama 7 hari setelah kecelakaan pesawat

Bertahan Hidup di hutan selama 7 hari setelah kecelakaan pesawat
Bertahan Hidup di hutan selama 7 hari setelah kecelakaan pesawat

Taipan Poker Lounge – Selamat dari kecelakaan pesawat merupakan mukzizat yang sangat besar, namun bagaimana setelah mengalamin kecelakaan pesawat dan Bertahan hidup di hutan selama 1 minggu? ya korban itu adalah Annete, berikut Bertahan Hidup di hutan selama 7 hari setelah kecelakaan pesawat

Bertahan Hidup di hutan selama 7 hari setelah kecelakaan pesawat

1. Ingin Berlibur

Kala itu, 13 November 1992, bersama dengan tunangannya, Willem van der Pas, dan 28 penumpang serta awak kabin,

Annette bertolak dari Ho Chi Minh City, Vietnam, menuju Nha Trang, Laut Cina Selatan, dengan pesawat Vietnamese Airlines.

Perempuan itu rencananya akan liburan romantis selama 5 hari bersama dengan sang tunangan

yang dia panggil Pasje. Perjalanan itu merupakan sebuah kejutan bagi Annette.

Awalnya perempuan itu hanya berencana mengunjungi tunangannya yang selama 6 bulan terakhir menetap di Vietnam.

Pasje lalu mengatakan bahwa mereka akan berangkat ke Laut Cina Selatan. Melihat indahnya pemandangan di tempat itu.

“Aku menjalin hubungan dengannya sudah 13 tahun. Sejak pertama kali kami bertemu di kampus.

Saat itu kami percaya bahwa kami ditakdirkan untuk saling memiliki,” kata Annette mengingat kekasih masa lalunya.

Waktu keberangkatan liburan romantis pasangan kekasih itu pun tiba. Setelah berkeliling kota, mereka pun akhirnya sampai di bandara.

2. Mendapat Firasat

“Saat tiba di bandara, aku tiba-tiba merasa resah. Aku tidak tahu mengapa,” kata ibu dua anak itu.

Keraguan tak beralasan Annette itu dia sampaikan kepada Pasje. “Aku minta kami naik mobil saja.

Tapi dia mengatakan jalanannya jauh dan akan memakan waktu berhari-hari,” kata dia.

Akhirnya mereka tetap memutuskan untuk naik Vietnamese Airlines dengan nomor penerbangan VN474.

Annette duduk di bangku tengah tepat di pinggir lorong kabin.

Baru lima menit setelah  Vietnamese Airlines lepas landas, mereka merasakan turbulensi. Masker udara keluar dari bagian atas kabin.

Namun, beberapa saat setelah itu pesawat menukik turun. Lampu mati, semua orang berteriak.

Suasana kabin sangat gelap. Beberapa detik kemudian pesawat yang di tumpangi oleh Annette menabrak sesuatu.

Ia tidak ingat apa yang terjadi setelah itu. “Aku tak ingat. Mungkin aku ‘terbang’ dalam pesawat,

saat itu aku satu-satunya yang tidak mengenakan sabuk pengaman,” ujar Annette.

“Tak tahu bagaimana, aku kemudian terselip di bawah tempat duduk, kaki duluan, lalu tersangkut.

Kemudian kami menabrak sesuatu yang menyebabkan pesawat terbelah dua,” kata dia mengingat kejadian nahas itu

3. Perjuangan untuk Hidup

Sekitar tiga atau empat jam setelah kecelakaan itu, Annette terbangun. Seluruh tubuhnya sakit, dia bahkan tidak bisa merasakan kakinya.

“Saat bangun, aku melihat Pasje di seberang lorong. Dia berbaring di kursinya, namun dalam keadaan terbalik.

Aku melihat senyuman dari bibirnya. Manis. Tapi aku tahu dia tewas, paru-parunya tertusuk tulang rusuk yang rusak karena sabuk pengaman,” kata Annette lirih.

Usai meratapi kepergian sang tunangan yang tragis, Annette tersadar bahwa ia terdampar di tengah hutan.

Ia sadar, ia mengalami beberapa luka berat, dan beberapa tulang yang menonjol keluar dari kulitnya.

4. Penumpang lain yang selamat

Saat itu ada seorang penumpang yang berasal dari Vietnam dan masih hidup.

Penumpang itu mengalami luka yang lebih parah darinya, namun penumpang itu masih berusaha untuk menenangkannya,

dan berkata bahwa tim penyelamat akan segera menemukan mereka berdua.

Bahkan Annette mengaku bahwa penumpang itu masih sempat membuka kopernya, dan memberikan baju ke Annette.

Sebelum akhirnya pria itu meninggal dunia tak lama, karena luka yang di deritanya sangat parah.

Sehingga Annette adalah satu-satunya orang yang selamat dalam kecelakaan tersebut.

“Selama berhari-hari aku bisa mendengarkan napas berat terengah-engah dari dalam puing kabin pesawat.

Namun kemudian suara-suara itu tak terdengar lagi. Aku tahu, hanya aku yang masih hidup,” kata dia.

Tidak ingin berlama-lama larut dalam kesedihan, Annette kemudian memikirkan apa yang bisa dilakukannya untuk bertahan hidup.

Dia kemudian menemukan spons bulat di dalam puing pesawat dan menggunakan benda tersebut sebagai alat menampung dan menyimpan air hujan.

“Aku tidak boleh dehidrasi. harus bertahan dalam kondisi apa pun. Aku mencoba bertahan di tempat itu selama beberapa hari.

Kemudian aku memutuskan untuk berpindah ke lokasi lainnya,” kata Annette.

4. Di kira Hantu

Merayap, Annette melewati ranting-ranting kayu masuk ke dalam hutan.

Kala itu dia berpikir mungkin jika dia jalan ke dalam hutan lebih jauh, dia akan menemukan seseorang.

Ternyata dugaannya itu benar. Setelah merayap beberapa lama, dia kemudian mendengar suara ranting diinjak.

Tak lama dia melihat seorang warga lokal yang ikut dalam pencarian pesawat mereka.

Saat Annette membuka mulutnya untuk berbicara dengan orang itu, dia malah pergi.

“Aku tak tahu mengapa dia pergi. Aku hanya berkata ‘Tolong aku, bisakah kau mendengarku?’ Dia lalu pergi,” ucap Annette.

Keesokan harinya, orang itu kembali lagi dengan beberapa tim pencarian.

Ternyata pria itu menyangka Annette adalah hantu, karena dia tidak pernah melihat orang kulit putih sebelumnya.

“Mereka datang kembali. Hanya membawa kantong mayat. Mungkin mereka tidak menyangka ada yang selamat,” ujarnya

Tim penyelamat itu kemudian menggotong Annette menuruni gunung dengan sangat hati-hati.

Setelah itu Annette dibawa ke Ho Chi Minh City dan di terbangkan ke Singapura

untuk mendapatkan perawatan intensif. Keluarga dan orang terdekat Annette ada di rumah sakit itu.

“Mereka lega karena aku selamat. Awalnya tak ada yang percaya,” kata dia.

5. Setelah kecelakaan

Sebulan setelah kejadian nahas tersebut, Annette mulai bisa berjalan kembali.

Dia bahkan sempat menghadiri pemakan tunangannya di Belanda.

“Aku berjalan menuju peti matinya seperti seorang pengantin yang menemukan mayat kaku suaminya terbujur di altar,” kata Annette.

Beberapa tahun setelah itu, perempuan yang berprofesi sebagai pegawai bank itu menikah dengan rekan kerjanya.

Pernikahan itu dilakukan secara sembunyi-sembunyi karena mereka bekerja untuk perusahaan yang sama.

Dari pernikahan itu, Annette memiliki dua sepasang anak, Joosje, 19 tahun, dan Max, 17 tahun.

“Max dicurigai memiliki down syndrome. Tapi aku tidak akan menyerah pada keadaannya.

Sama seperti aku tidak menyerah untuk berjuang hidup di dalam hutan itu,” kata ibu dua anak itu.

Sumber: Permainan Poker Online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *