BERITA KESEHATAN BERITA UNIK BERITA VIRAL

5 Gangguan Pencernaan yang Menyebabkan Berat Badan Meningkat

5 Gangguan Pencernaan

TaipanPokerLounge – 5 Gangguan Pencernaan yang Menyebabkan Berat Badan Meningkat. Berat badan kita berfluktuasi, yang di pengaruhi oleh sejumlah faktor, seperti pilihan gaya hidup, tingkat aktivitas, diet, dan bahkan kesehatan. Gangguan pencernaan juga berperan besar dalam memengaruhi berat badan.

Masalah pencernaan memiliki efek besar pada cara kita makan dan bagaimana tubuh menyerap dan mencerna makanan, menyebabkan kita menambah atau menurunkan berat badan. Di bawah ini akan di jelaskan beberapa masalah pencernaan yang bisa menyebabkan kenaikan berat badan atau sulitnya menurunkan berat badan. Mari, simak baik-baik!

1. GERD

5 Gangguan Pencernaan

Di jelaskan dalam National Institutes of Health, gastroesophageal reflux (GERD) terjadi ketika asam lambung naik kembali ke kerongkongan yang menyebabkan sensasi terbakar yang menyakitkan atau mulas di dada bagian bawah. Pada orang yang memiliki masalah ini, aktivitas makan dapat membantu mengurangi rasa sakit. Ini karena saat makan, adanya air liur dari aktivitas mengunyah makanan dapat menetralkan asam yang memberikan kelegaan sementara.

Namun, setelah makanan di cerna, gejala seperti kembung, mual, dan cegukan akan kembali lagi. Akibatnya, penderita cenderung terjerumus ke dalam siklus makan berlebihan yang berbahaya yang mengarah pada penambahan berat badan.

2. Pertumbuhan bakteri usus berlebih

5 Gangguan Pencernaan

Pada dasarnya, di dalam usus terdapat bakteri baik dan jahat, dan penelitian dalam European Journal of Clinical Nutrition tahun 2010 menunjukkan bahwa jenis bakteri yang baik memainkan peran penting dalam kesehatan secara keseluruhan dengan mengurangi peradangan dan menjaga berat badan tetap terkendali.

Masalah terjadi ketika jumlah bakteri meningkat, atau ketika jenis bakteri menjadi tidak seimbang. Ketika itu terjadi, apa yang di kenal sebagai pertumbuhan berlebih bakteri usus kecil atau small intestinal bacterial overgrowth (SIBO) dapat terjadi, dan itu dapat menyebabkan penambahan berat badan dengan dua cara.

Pertama, bakteri dapat menghasilkan gas metana, yang memperlambat fungsi keseluruhan usus kecil, memungkinkan vili usus untuk menyerap lebih banyak kalori dari makanan. Kedua, SIBO dapat memperlambat metabolisme dan memengaruhi resistensi insulin dan leptin, yang keduanya membantu mengatur rasa lapar dan kenyang. Akibatnya, individu cenderung mendambakan karbohidrat dan mungkin tidak akan merasa kenyang setelah makan.

3. Intoleransi makanan

5 Gangguan Pencernaan

Intoleransi makanan adalah kondisi saat tubuh kesulitan mencerna makanan tertentu, tetapi banyak orang yang salah mengartikannya sebagai alergi makanan. Padahal, alergi makanan memicu sistem kekebalan tubuh, sedangkan intoleransi makanan tidak.

Penelitian dalam jurnal Deutsches Ärzteblatt International menunjukkan bahwa sekitar 20 persen orang di dunia mengalami intoleransi makanan. Akar penyebab intoleransi makanan sulit di ketahui, tetapi gejalanya berupa kembung, gatal-gatal, iritasi usus, migrain dan sakit kepala, pilek, batuk, dan sakit perut.

Intoleransi makanan dan penambahan berat badan memiliki hubungan yang cukup kompleks. Salah satunya, saat sistem kekebalan bereaksi terhadap makanan tertentu yang kamu konsumsi, ini akan memicu peradangan kronis dan mengganggu pesan penekan nafsu makan yang dikirim oleh hormon kelaparan ke otak. Akibatnya, kamu akan terus makan lebih banyak, yang bisa menyebabkan kenaikan berat badan.

4. Penyakit Crohn

Penyakit Crohn terjadi saat bagian dari sistem pencernaan menjadi meradang, menurut penjelasan Mayo Clinic. Penyebab pasti penyakit Crohn tidak di ketahui, tetapi keturunan dan masalah sistem kekebalan bisa memengaruhi kondisi ini. Individu yang di diagnosis dengan penyakit Crohn tidak selalu menunjukkan gejala yang sama, tetapi gejala umumnya termasuk diare, demam, kelelahan, sakit perut, kram, dan perubahan berat badan.

Menurut laman WebMD, penyakit Crohn adalah salah satu gangguan pencernaan yang orang kaitkan dengan penurunan dan penambahan berat badan. Alasannya, pengobatan penyakit Crohn melibatkan penggunaan steroid yang dapat meningkatkan keinginan untuk mengonsumsi karbohidrat, dan juga membuat pasien menahan lebih banyak air, yang dapat menyebabkan kembung. Semua faktor ini dapat menyebabkan kenaikan berat badan.

5. Kolitis ulserativa

Kolitis ulserativa disebut juga sebagai penyakit radang usus atau inflammatory bowel disease (IBD) yang ditandai dengan peradangan persisten dan ulkus yang berlangsung lama di saluran pencernaan. Kondisi ini berkembang di lapisan terdalam usus besar dan rektum. Kolitis ulserativa ditandai dengan gejala, seperti kelelahan, demam, diare, kram perut, dan nyeri dubur.

Gangguan ini bisa membuat penderitanya mengalami penurunan atau penambahan berat badan. Perawatan untuk kolitis ulserativa melibatkan penggunaan steroid, yang dapat menyebabkan penambahan berat badan. Fakta yang tidak banyak diketahui adalah bahwa pengobatan kolitis ulserativa dapat membuat lemak tubuh mendistribusikan kembali dirinya sendiri, misalnya berpindah ke leher dan wajah. Studi dalam World Journal of Gastroenterology tahun 2016 juga menunjukkan adanya hubungan antara obesitas dan IBD yang dapat dimediasi melalui perubahan mikrobioma usus.

Sebagian besar gangguan pencernaan menyebabkan masalah perubahan berat badan karena memengaruhi cara makan seseorang. Untuk menghindari kenaikan berat badan, pasien perlu bekerja sama dengan dokter untuk membuat rencana pengelolaan kondisi yang lebih mudah dan efektif. POKER ONLINE

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *