Sisi Kelam Pola Makan
BERITA KESEHATAN

Sisi Kelam Pola Makan Rendah Karbohidrat

TAIPANPOKER – Sisi Kelam Pola Makan Rendah Karbohidrat. Sebagian orang yang sedang menurunkan berat badan memilih untuk menyingkirkan karbohidrat, seperti nasi, roti, atau mi. Namun, jika terlalu ekstrem, diet rendah karbohidrat justru bisa menjadi bumerang bagi kita!

Tak percaya? Tengok kasus yang di alami Juwita Bahar, putri pedangdut Annisa Bahar. Ia mengaku pernah mengalami koma selama 15 hari saat berusia 10 tahun. Di sinyalir, penyebabnya karena ia tak makan nasi putih selama 2 tahun.

Masih tidak percaya? Berikut ini beberapa hasil penelitian yang menegaskan bahaya diet rendah karbohidrat!

1. Berisiko lebih besar mengalami kematian dini

Ilmuwan dari TAIPANPOKERLOUNGE di Polandia menyampaikan hasil penelitian tentang pola makan rendah karbohidrat. Penelitian ini di presentasikan di konferensi kesehatan jantung terbesar di dunia yang di selenggarakan di Munich, Jerman.

“Diet ini harus di hindari. Kami menemukan bahwa orang yang mengonsumsi makanan rendah karbohidrat berisiko lebih besar mengalami kematian dini,” tegas Maciej Banach, penulis studi, di kutip dari laman Quartz.

Berdasarkan penelitian tersebut, mereka mungkin meninggal secara prematur karena penyakit jantung koroner, stroke, dan kanker. Penemuan ini sejalan dengan studi berjudul “Dietary Carbohydrate Intake and Mortality: A Prospective Cohort Study and Meta-analysis” yang di terbitkan di jurnal TAIPANPOKERLOUNGE tahun 2018.

Studi ini melibatkan 15.428 orang dewasa berusia 45-64 tahun. Hasilnya, di temukan tingkat kematian yang lebih tinggi pada orang-orang yang makan makanan rendah karbohidrat.

Sisi Kelam Pola Makan Rendah Karbohidrat

2. Tingkat kematian tinggi terjadi pada orang yang diet rendah karbohidrat, tapi tinggi lemak dan protein hewani

Jika seseorang menyingkirkan karbohidrat dari menu hariannya, mereka mungkin beralih ke sumber protein dan lemak untuk mencukupi gizi makronutrien. Mana yang lebih sehat, protein dan lemak dari sumber hewani atau nabati?

Menurut penelitian berjudul “Low-Carbohydrate Diets and All-Cause and Cause-Specific Mortality: Two Cohort Studies” yang di publikasikan di TAIPANPOKERLOUNGE tahun 2010, tingkat kematian yang lebih tinggi terjadi pada orang yang diet rendah karbohidrat tapi tinggi protein dan lemak hewani.

Sebaliknya, diet rendah karbohidrat tapi tinggi protein dan lemak nabati di kaitkan dengan tingkat kematian yang lebih rendah. Studi ini melibatkan 85.168 perempuan (usia 34-59 tahun) dan 44.548 laki-laki (usia 40-75 tahun) yang awalnya tidak memiliki penyakit jantung, kanker, atau diabetes.

Di akhir studi, peneliti mencatat 12.555 kematian pada perempuan (2.458 akibat penyakit kardiovaskular dan 5.780 akibat kanker) serta 8.678 kematian pada laki-laki (2.746 akibat penyakit kardiovaskular dan 2.960 akibat kanker). Studi ini berlangsung dari tahun 1980-2006 pada perempuan dan 1986-2006 pada laki-laki.

3. Diet rendah karbohidrat membuat kita kehilangan banyak nutrisi penting

Di dalam karbohidrat ada banyak nutrisi penting. Seperti vitamin, mineral, serat, antioksidan, prebiotik, dan lemak sehat. Kekurangan nutrisi ini berpotensi memengaruhi fungsi kekebalan, kesehatan kognitif, serta meningkatkan risiko penyakit jantung dan Alzheimer.

Selain itu, serat terbaik hanya ditemukan di karbohidrat. Setidaknya, manusia membutuhkan 25 gram serat per hari. Fungsinya untuk menurunkan risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, stroke, dan penyakit pencernaan lain.

Bahkan, serat yang mengandung prebiotik bisa menunjang imunitas, bersifat antiinflamasi, dan memperbaiki kesehatan mental. Lebih baik, konsultasikan dulu dengan dokter jika ingin mengurangi karbohidrat secara signifikan.

Sisi Kelam Pola Makan Rendah Karbohidrat

4. Mungkin akan menyebabkan keto flu

Pernahkah kamu mendengar tentang keto flu? Meski namanya flu, tapi kondisi ini tidak melibatkan demam atau infeksi. Melansir TAIPANPOKERLOUNGE, gejalanya adalah kelelahan, sakit kepala, murung, masalah tidur, diare, dan sembelit (karena kekurangan serat).

Kemungkinan, penyebabnya adalah karena kehilangan cairan dan elektrolit. Karbohidrat membantu tubuh menahan air serta elektrolit seperti magnesium, kalium, dan natrium.

Kalium berperan penting dalam mengatur tekanan darah, mengirim impuls saraf yang memberi tahu otot (termasuk jantung) untuk berkontraksi. Tak heran, penurunan kalium dan elektrolit lain bisa menyebabkan sakit kepala dan kelelahan.

BACA JUGA : Gairah Seks Perempuan Meningkat Saat Menstruasi

5. Bisa jadi menyebabkan di vertikulitis

Terakhir, diet rendah karbohidrat berisiko mengembangkan di vertikulitis. Melansir dari TAIPANPOKERLOUNGE, kondisi ini di tandai dengan adanya kantong yang terbentuk di dinding usus besar.

Jika makanan yang di cerna terperangkap di kantong ini, bisa menyebabkan pembengkakan atau infeksi. Gejalanya adalah mual, muntah, diare, sembelit, hingga kram dan pendarahan rektal.

Menurut Dr. Arne Astrup, ahli obesitas asal Denmark, keluhan lain akibat diet rendah karbohidrat adalah sakit kepala, kelemahan otot, dan kram. Hindari mengurangi karbohidrat di bawah 150 gram per hari selama lebih dari beberapa minggu jika tidak ingin mengalami kondisi tersebut.

Nah, itulah sederet bahaya yang mungkin timbul jika kita menerapkan pola makan rendah karbohidrat. Bagikan, yuk, agar semua orang tahu!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *