5 Fakta Astigmatisme
BERITA KESEHATAN

5 Fakta Astigmatisme, Mata Silinder yang Mengganggu Penglihatan

Taipan Poker | 5 Fakta Astigmatisme, Mata Silinder yang Mengganggu Penglihatan. Ada beberapa kelainan mata yang umum dikenal dan banyak diderita, salah satunya adalah astigmatisme alias mata silinder, yakni gangguan pada mata yang membuat penglihatan jadi kabur.

Kalau kamu merasa pandangan mata jadi berbayang saat melihat objek, atau bahkan sulit membedakan garis lurus atau miring, bisa jadi kamu menderita kelainan ini. Kondisi ini juga dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada mata dan sakit kepala.

Fakta-fakta berikut ini bisa akan membuat kamu mengenal astigmatisme lebih jauh. Baca sampai habis, ya!Taipan Poker Lounge 

5 Fakta Astigmatisme, Mata Silinder yang Mengganggu Penglihatan

1. Merupakan akibat dari kelainan pada kelengkungan kornea atau lensa mata

Dilansir American Optometric Association (AOA), astigmatisme adalah gangguan penglihatan yang disebabkan kelainan atau cacat pada bentuk kornea atau kelengkungan lensa mata. Kelainan ini mengakibatkan cahaya yang masuk ke mata tidak fokus ke retina, sehingga pandangan menjadi kabur.

Astigmatisme sering kali terjadi bersamaan dengan miopia (rabun jauh) atau hipermetropi (rabun dekat). Ketiga kondisi tersebut termasuk dalam kelainan refraksi karena memengaruhi cara mata untuk membiaskan cahaya.

Dikutip dari laman Healthline, ada dua jenis astigmatisme berdasarkan letak kelainannya:

  • Astigmatisme korneal, yaitu kelainan pada kelengkungan kornea.
  • Astigmatisme lentikular, yakni kelainan pada kelengkungan lensa mata.

2. Apa saja gejala yang harus diwaspadai?

Gejala astigmatisme yang dirasakan setiap orang bisa berbeda-beda. Bahkan, sebagian orang tidak merasakan gejala apa pun.

Dilansir Healthline, gejala-gejala astigmatisme meliputi:

  • Penglihatan kabur di semua jarak, baik jauh maupun dekat.
  • Kesulitan melihat pada malam hari.
  • Mata menjadi tegang.
  • Sering menyipitkan mata.
  • Terjadi iritasi pada mata.
  • Sakit kepala.

Kalau kamu mengalaminya, sebaiknya segera buat janji temu dengan dokter spesialis mata.

3. Penyebab dan faktor risiko astigmatisme  

Menurut berbagai sumber, penyebab seseorang bisa mengalami astigmatisme belum diketahui secara pasti. Namun, para ahli menyebut bahwa pengaruh genetik atau keturunan bisa menjadi faktor utamanya.

Selain itu, astigmatisme juga dapat terjadi sebagai akibat dari cedera pada mata, penyakit mata, atau efek pascaoperasi.

Adapun faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko astigmatisme antara lain:

  • Ada anggota keluarga yang memiliki riwayat astigmatisme.
  • Memiliki kelainan mata lain seperti keratoconus (degenerasi kornea atau penipisan kornea).
  • Miopia atau hipermetropi yang sudah parah. Berdasarkan penelitian dalam jurnal “Optometry and Vision Science” tahun 2014 yang diterbitkan oleh American Academy of Optometry, kelainan refraksi miopia dan hipermetropi berkaitan dengan peningkatan risiko astigmatisme.
  • Riwayat jenis operasi mata tertentu seperti operasi katarak.

Astigmatisme yang hanya terjadi pada satu mata bisa menyebabkan ambliopia atau mata malas.

4. Diagnosis astigmatisme melalui pemeriksaan mata 

Menurut keterangan dari AOA, kondisi astigmatisme bisa diketahui lewat pemeriksaan mata. Pengujian dilakukan untuk mengukur bagaimana mata memfokuskan cahaya dan menentukan kekuatan lensa optik yang diperlukan untuk meningkatkan penglihatan.

Pemeriksaannya meliputi :

  • Uji ketajaman visual: kamu akan diminta untuk membaca serangkaian huruf dengan berbagai ukuran pada jarak 20 kaki.
  • Keratometri: mengukur kelengkungan kornea mata dengan memfokuskan lingkaran cahaya pada kornea dan mengukur pantulannya, memungkinkan untuk menentukan kelengkungan yang tepat dari area permukaan kornea. Pengukuran ini penting dalam menentukan kesesuaian lensa kontak.
  • Topografi: untuk menghasilkan kontur kornea dan memberikan lebih banyak detail bentuk kornea.
  • Uji refraksi: uji ini menggunakan alat phoropter. Kamu akan melihat melalui serangkaian lensa untuk menentukan lensa yang memberikan penglihatan paling jelas.

5. Cara mengatasi astigmatisme 

Ada beberapa opsi untuk penanganan mata silinder. Beberapa pertimbangan termasuk kesehatan mata, status refraksi, dan gaya hidup dapat menentukan pemilihan opsi terbaik.

Berdasarkan “International Journal of Science and Research” tahun 2015 dan AOA, beberapa cara untuk mengatasi astigmatisme antara lain:

  • Penggunaan kacamata atau lensa kontak dengan lensa khusus sesuai ukuran silinder.
  • Operasi seperti LASIK (laser in situ keratomileusis) dan PRK (photorefractive keratectomy).
  • Orthokeratology (ortho-k) dengan memasang lensa kontak kaku untuk membentuk kembali kornea dan dipakai pada waktu yang terbatas, seperti pada malam hari kemudian melepasnya.

Itulah hal-hal yang kamu perlu tahu tentang astigmatisme dan bedanya dengan kelainan mata lainnya yang umum terjadi seperti miopia dan hipermetropi.

Jika merasa penglihatan mulai terganggu dan mengalami gejala-gejala yang disebutkan di atas tadi, sebaiknya periksakan ke dokter spesialis mata agar kondisinya tak memburuk dan bisa ditangani dengan tepat.

Di samping itu, hindari melakukan kebiasaan yang bisa merusak mata dan cek kesehatan mata secara berkala minimal setahun sekali.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *